Keunikan Bangunan Kantor Desa Lembar Selatan

Suku Sasak adalah penduduk asli dan suku mayoritas di Lombok. Sebagai penduduk asli, suku Sasak telah mempunyai sistem budaya yang kental dan mapan. Keberadaan tradisi budaya merupakan magnet tersendiri bagi masyarakat luar untuk berkunjung. Untuk mempertahankan kekhasan ini dibutuhkan kemampuan untuk melestarikannya. Hal inilah yang coba dibuktikan dan dilakukan oleh Lalu Salikin Kepala Desa Lembar Selatan Priode 2012-2018. Kecintaan dan keinginannya melestarikan Tradisi Suku Sasak ini beliau wujudkan dalam bentuk bangunan Kantor Desa yang unik.

Pembangunan Kantor Desa Lembar Selatan dimulai tanggal 13 Juli 2013 lalu. Konsep bangunan sendiri merupakan perpaduan antara bangunan tradisional dan modern. Bangunan ini merupakan wujud kecintaan terhadap budaya Sasak itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa Lembar merupakan pintu masuk menuju Lombok. Penduduk Lembar hampir 20% merupakan warga pendatang dari seluruh penjuru tanah air. Beranekaragam budaya dan suku ada disini, mereka berbaur dengan masyarakat setempat. Untuk mengantisipasi pudarnya budaya dan tradisi Suku Sasak sendiri maka perlu dibangun satu bangunan yang menampilkan ciri khas budaya lokal daerah Suku Sasak, itulah alasan dibangunnya kantor desa bercirikan khas Sasak.

Sejak pemekaran Desa Lembar Utara menjadi Lembar Selatan tahun 2010 serta pelantikan Lalu Salikin sebagai Kepala Desa Lembar Selatan, pada tanggal 26 November 2012, Lembar Selatan mencoba merubah kesan menjadi lebih Bangunan Kantor Desa Lembar Selatan berdiri di atas tanah milik Pemerintah Kabupaten Lombok Barat.

Bangunan Desa Lembar Selatan menggunakan relief islami, pemaknaan ornament dan disain memiliki makna. Seperti warna keemasan memiliki makna agar Lembar Selatan mengalami masa keemasan. Untuk tulisan Allah dan Muhammad di depan pintu masuk mengandung arti agar senantiasa dibentengi dan dijaga Allah SWT dan mengikuti tuntunan Rasulallah Muhammad Saw. Bangunan ini diharapkan bisa dijadikan tempat pelayanan masyarakat, penyelengaraan adat dan ritual agama. Meski demikian, tidak semua menyerupai bangunan rumah tradisional. Ada sebagian yang menggunakan konsep modern, hanya arsitektur, tata ruang, dan polanya tetap menampilkan karakteristik tradisionalnya.

Selain bangunan kantor Desa terdapat juga bangunan pendukung yakni bale sangkep atau rumah pertemuan yang berfungsi sebagai tempat bermusyawarah  yang tidak terpisahkan dengan ruang sekretariat Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang berada di sisi kanan depan bangunan kantor desa, sementara sebelah sisi kiri depan terdapat bangunan bale kul-kul (rumah kentungan) yang berdesain lumbung padi, yang memiliki filosofi kesejahteraan suku sasak dan sebelah bale kul-kul terdapat pos pamswakarsa desa. Di sekitar kantor desa juga tedapat bagunan lainnya seperti mushalla, Sekenam/sekepat (gazebo), kantin BUMDes, Sekretariat BUMDes. 

"Harapan" dengan berdirinya bangunan yang berkonsep tradisional dan modern ini bisa dijadikan sebagai lokasi obyek wisata baru kebanggaan yang bisa dikunjungi wisatawan selain pantai Cemare. Dia juga berharap agar bangunan unik Kantor Desa Lembar Selatan yang sudah diresmikan sekitar Bulan Juli 2014 dan ini bisa menjadi motivasi bagi desa-desa lain.