WISATA RELIGI MAQOM KERAMAT

  • Mar 25, 2022
  • Wisata Religi & Budaya

MAQOM berarti petilasan atau jejak, yang menunjukan pada suatu tempat yang pernah di singgahi atau didiami  oleh seseorang ( yang penting). Tempat yang layak di sebut petilasan biasanya adalah tempat terjadinya pristiwa penting, atau_terkait dengan Legenda_tempat moksa. Petilasan ini berjarak sekitar 2 km dari pelabuhan Ferry Lembar, jarak tempuh sekitar 7 menit menggunakan perahu. Belum ada dokumen resmi yang dapat di jadikan rujukan utama untuk menjelaskan  keberadaan petilasan syaihk sayit Alwi Al-Bagdadi. Namun menurut penuturan Tokoh Masyarakat setempat ,syaihk Sayit Alwi Al-Bagdadi merupakn salah seorang penyebar agama Islam yang bersal dari Timur Tengah  Kota Baghdad. Di petilasan ini beliau pernah menetap dan menjadikan pusat pengajaran dan penyebaran agama Islam.

Petilasan ini berbentuk persegi dengan ukuran 5x5m, di topang beberapa tiang beton berdiameter 60 cm dengan ketinggian 2 meter. Ditengahnya  terdapat bagunan utama,beratap limasan berukuran 3x3m, saat pasang naik, tiang petilasan ini dapat tergenang hingga setinggi dada orang dewasa. Namun saat surut areal ini tidak tergenag dan dapat di tempuh dengan berjalan kaki dari daratan terdekat yakni pantai cemare.

Ulasan/Sejarah yang bisa di jadikan rujukan sementara : Dokumen pelayaran bangasa Eropa mencatat bahwa di kawasan ini pernah  menjadi pelabuhan penting pada sekitar tahun 1800-an, bernama pelabuhan Treng. Disekitarnya terdapat Lima perkampungan , Tiga kampung Bugis dan masing-masing satu kampung sasak dan Bali. Kuat diduga pemukiman ini sudah ada sejak seabad sebelumnya,tahun 1600-an hingga 1700-an, saat suku Bugis-makasar kerap berdiaspora ke berbagai pulau se-nusantara bahkan australia. Karakter rumah panggung tepi pantai Bugis-makassar bisa merupakan tipikat hunian di area petilasan ini. Dugaan ini di perkuat dengan penyebaran agama bercorak sufisme yang di bawa suku Bugus-Makassar pada masa itu, Jejak ajaran sufisme itu masih kental terasa di kawasan Lembar selatan ini. Keberadaan anak keturunan suku Bugis-Makassar juga masih mendiami kawasan ini hingga saat ini. (Sumber : Museum Provinsi NTB).

Awalnya maqom ini berada di daratan, namun karena hempasan air laut menyebabkan maqom ini sedikit demi sedikit tergerus dan tenggelam. Seiring waktu,sehingga wargapun membangun petanda menggunakan kayu. Karena kayu itu juga tergerus air laut, akhirnya sekitar tahun 1983 warga membangun petanda menggunakan bangunan beton bercat putih seperti yang terlihat pada gambar/foto.
Maqom ini sendiri dipercayai keramat oleh sebagian besar masyarakat/pengunjung yang sering berzirah, karena kekeramatannya telah banyak memberikan bukti terkabulnyan do'a dan niat atas izin allah swt di petilasan ini seperti :( Kenaikan Pangkat, di berikan Keturunan, kesuksesan, Keselamatan dan sebagainya. ) keterangan ini di dapatkan dari hasil penelusuran dan wawancara dengan masyarakat dan pengunjung yang sering berziarah.